Perbedaan CTM dan Cetirizine, bagus mana

Perbedaan CTM dan Cetirizine, bagus mana. Mulai dari Kandungan zat aktif, generasi Antihistamin, Efek samping, Dosis, Frekuensi penggunaan dan durasi kerja

Bagus CTM atau Cetirizine

Kali ini kita akan menguraikan perbedaan CTM dan Cetirizine, 2 Antihistamin yang umum digunakan untuk mengatasi reaksi alergi.

CTM sendiri merupakan singkatan dari Chlorpheniramine Maleate

Kedua obat ini membantu meredakan gejala alergi, namun memiliki karakteristik yang membedakannya.

CTM, atau Chlorpheniramine Maleate, adalah obat antihistamin generasi pertama yang telah lama dikenal.

Manfaat utamanya adalah meredakan berbagai gejala alergi seperti gatal-gatal, ruam (biduran), bersin-bersin dan hidung meler.

CTM bekerja dengan menghambat aksi histamin, zat kimia dalam tubuh yang dilepaskan saat terjadi reaksi alergi dan menyebabkan gejala-gejala tersebut.

Untuk diketahui, Obat alergi ini tersedia dalam bentuk tablet dan umumnya diproduksi oleh berbagai produsen farmasi generik.

Sementara itu, Cetirizine merupakan antihistamin generasi kedua yang menawarkan pendekatan berbeda dalam penanganan alergi.

Cetirizine juga bekerja dengan memblokir reseptor histamin H1, namun dengan profil efek samping yang cenderung lebih ringan dibandingkan generasi pertama.

Manfaat utamanya mencakup peredaan gejala rinitis alergi (pilek alergi), konjungtivitis alergi (radang selaput mata karena alergi), urtikaria kronis (biduran kronis) dan gatal-gatal pada kulit.

Seperti CTM, Cetirizine juga diproduksi oleh berbagai produsen farmasi generik.

Memahami perbedaan antara CTM dan Cetirizine sangat penting agar kita dapat memilih pengobatan yang paling tepat dan aman sesuai dengan kondisi masing-masing.

Beda CTM vs Cetirizine

1. Kandungan Zat Aktif

Perbedaan paling mendasar terletak pada zat aktif yang terkandung di dalamnya.

 CTM memiliki zat aktif Chlorpheniramine Maleate (CTM) 4 mg per tablet. Sementara itu, Cetirizine memiliki zat aktif Cetirizine HCl 10 mg per tablet.

Meskipun keduanya adalah antihistamin, struktur kimia dan cara kerjanya memiliki nuansa yang berbeda, yang memengaruhi efektivitas dan profil efek sampingnya.

2. Generasi Antihistamin

CTM termasuk dalam golongan antihistamin generasi pertama. Antihistamin generasi pertama, seperti CTM, bekerja efektif dalam meredakan gejala alergi.

Namun, salah satu karakteristik utamanya adalah kemampuannya menembus sawar darah otak (blood-brain barrier) dengan lebih mudah.

Hal ini seringkali mengakibatkan efek samping yang signifikan, terutama rasa kantuk.

Di sisi lain, Cetirizine adalah antihistamin generasi kedua. Antihistamin generasi kedua dirancang untuk memiliki selektivitas yang lebih tinggi terhadap reseptor H1 di perifer (bagian luar sistem saraf pusat) dan cenderung lebih sulit menembus sawar darah otak.

Akibatnya, Cetirizine umumnya dianggap memiliki potensi menyebabkan kantuk yang lebih rendah dibandingkan CTM, meskipun efek kantuk tetap bisa terjadi pada sebagian individu.

Perbedaan generasi ini menjadi salah satu faktor kunci dalam memilih obat alergi yang aman, terutama bagi mereka yang membutuhkan kewaspadaan tinggi saat beraktivitas.

3. Efek Samping, Termasuk Kantuk

Efek samping merupakan area perbedaan yang sangat terasa antara CTM dan Cetirizine. Seperti yang disinggung sebelumnya, CTM terkenal menyebabkan rasa kantuk yang signifikan.

Efek sedatif ini bisa sangat mengganggu, terutama jika Anda perlu mengemudi, mengoperasikan mesin berat, atau melakukan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi.

Selain kantuk, CTM juga dapat menyebabkan efek samping lain seperti pusing, mulut kering, penglihatan kabur, mual dan kesulitan buang air kecil. Oleh karena itu, penggunaan CTM seringkali disertai dengan peringatan untuk berhati-hati saat beraktivitas.

Cetirizine, sebagai antihistamin generasi kedua, umumnya memiliki profil efek samping yang lebih ringan. Meskipun kantuk tetap menjadi salah satu efek samping yang mungkin terjadi, tingkat keparahannya seringkali lebih rendah dibandingkan CTM.

Beberapa orang mungkin tidak merasakan kantuk sama sekali saat mengonsumsi Cetirizine.

Efek samping lain yang mungkin timbul dari Cetirizine antara lain sakit kepala, mulut kering, sedikit rasa lelah, atau sakit perut.

Pengguna Cetirizine biasanya dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman dibandingkan saat mengonsumsi CTM.

Namun, penting untuk selalu memperhatikan respons tubuh Anda terhadap obat.

4. Dosis dan Frekuensi Penggunaan

Perbedaan dosis dan frekuensi penggunaan juga menjadi pertimbangan penting. CTM umumnya dikonsumsi sebanyak 1 tablet (4 mg) sebanyak 3-4 kali sehari untuk orang dewasa.

Dosis untuk anak-anak bervariasi tergantung usia, yang menunjukkan perlunya penyesuaian dosis yang cermat. Pemberian CTM disarankan setelah makan.

Sementara itu, Cetirizine 10 mg biasanya dikonsumsi hanya sekali sehari untuk orang dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun.

Untuk anak-anak yang lebih muda (6-12 tahun), dosisnya bisa dibagi menjadi 5 mg dua kali sehari dan untuk anak usia 2-6 tahun, dosisnya adalah 2,5 mg dua kali sehari.

Pemberian Cetirizine bisa sebelum atau sesudah makan.

Frekuensi penggunaan Cetirizine yang lebih jarang (sekali sehari) seringkali lebih nyaman bagi pasien, mengurangi potensi lupa minum obat dan berkontribusi pada kepatuhan pengobatan yang lebih baik.

5. Durasi Kerja

Durasi kerja obat juga dapat sedikit berbeda.

Meskipun kedua obat ini bertujuan untuk memberikan kelegaan dari gejala alergi, Cetirizine seringkali memiliki durasi kerja yang lebih panjang per dosisnya dibandingkan CTM.

Hal ini memungkinkan pemberian dosis sekali sehari, yang sekali lagi, menawarkan kenyamanan lebih bagi pengguna.

Efek antihistamin dari Cetirizine dapat bertahan hingga 24 jam, menjadikannya pilihan yang baik untuk pengendalian gejala alergi sepanjang hari.

CTM, dengan frekuensi pemberian yang lebih sering, mungkin memerlukan pemantauan yang lebih ketat untuk memastikan gejala tetap terkendali sepanjang hari.

Kesimpulan

Baik CTM maupun Cetirizine adalah obat antihistamin yang efektif untuk meredakan gejala alergi.

Namun, pilihan antara keduanya seringkali bergantung pada kebutuhan individu dan toleransi terhadap efek samping. Jika Anda memerlukan peredaan cepat dan tidak terlalu khawatir tentang rasa kantuk, CTM bisa menjadi pilihan.

Namun, bagi sebagian besar orang, terutama yang membutuhkan kewaspadaan saat beraktivitas atau yang sensitif terhadap efek sedatif, Cetirizine generik seringkali menjadi pilihan yang lebih disukai karena profil kantuknya yang lebih rendah dan frekuensi dosisnya yang lebih nyaman.

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau apoteker Anda untuk mendapatkan rekomendasi terbaik sesuai kondisi kesehatan Anda.